Selasa, 29 Oktober 2019

Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia

Wawan Setiawan Tirta
Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt. Orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak kawan. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan
kesuksesan.

Hemat dan sederhana akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih tenang dan tenteram. Berfoya-foya dan menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan.
 adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia
A. Membaca Ayat al-Qur’ān tentang Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana
Ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan rendah hati, hemat, dan hidup sederhana.

1. Q.S. al-Furqān/25: 63

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

LafalArtiLafalArti
وَdan هَوْنًاdengan rendah hati
عِبَادُhamba-hamba وَdan
الرَّحْمَٰنِTuhan Yang Maha Pengasih إِذَapabila
الَّذِينَitu adalah خَاطَبَهُمُmenyapa mereka
يَمْشُونَorang-orang yang berjalan الْجَاهِلُونَorang-orang bodoh
عَلَىdi atas قَالُوmereka mengucapkan
الْأَرْضِbumi سَلَامًاsalam

Terjemah :
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”.

Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S. al-Furqān/25: 63
Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati.
  1. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang-orang jahil yang menyapa kita. 
  2. Rendah hati disebut juga dengan tawadu’ yaitu sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt.
  3. Sikap rendah hati dapat terlihat pada saat mereka berjalan. Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati diri dan fitrah manusia, dan selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah Swt. Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh. Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah dalam Q.S. al-Isrā’/17 ayat 37 :

............وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا
Artinya :
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong...”. (Q.S. al-Isrā’/17 : 37)
  1. Nabi Muhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat tawadu’ (rendah hati) dan menjauhkan dari sifat sombong. Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati malah derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt.

2. Q.S. al-Isrā’/17 : 27
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

LafalArtiLafalArti
إِنَّsesungguhnya وَdan
الْمُبَذِّرِينَorang-orang yang pemboros كَانَadalah
كَانُواmereka adalah الشَّيْطَانُsetan
إِخْوَانَsaudara لِرَبِّهِkepada tuhannya
الشَّيَاطِينِsetan كَفُورًاsangat ingkar

Terjemah :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Memahami Pesan-pesan Mulia Q.S. al-Isrā’/17: 27
Ayat ini diturunkan Allah dalam rangka menjelaskan gaya hidup kaum Jahiliyyah yang salah. Kaum Jahiliyyah adalah adalah bangsa Arab sebelum mendapatkan pencerahan cahaya Islam. Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan. Allah mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma.

Rasulullah juga memberikan teladan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan seorang yang miskin, namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis yang artinya sebagai berikut :
“Dari Abu Umamah ia berkata, “Pada suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw. memperbincangkan tentang dunia, maka Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman.” Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.” (H.R. Abu Dawud)