Selasa, 05 November 2019

Arti Cuitan 'Anas Urbaningrum' | Sindiran untuk SBY?

Wawan Setiawan Tirta
Hari ini, saya baca twitter, entah kenapa saya kembali mengakrabi medsos yang sudah mulai kehilangan gaungnya di lingkungan saya ini. Baik lingkungan pergaulan maupun lingkungan pekerjaan. Sepertinya tidak ada yang ngetwit.

Tetapi, setelah menulis tentang cuitan SBY, tidak sengaja saya menemukan cuitan Anas Urbaningrum. Catatan: Anas Urbaningrum sedang ada di Penjara Sukamiskin. Yang memosting adalah admin akun @AnasUrbaningrum.

Cuitan yang ditulis oleh Anas Urbaningrum di Penjara Sukamiskin  | Foto dari  Twitter  @anasurbaningrum


Berikut cuitan lengkap dari akun @Anasurbaningrum:

 1. Ya Allah, bimbing para pemimpin kami untuk "ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani". *abah

2. Ya Allah, jangan sampai terjadi "mestine dadi tuntunan, malah dadi tontonan". *abah

3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti "ono ngarep ngewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-ngegoli". *abah

4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa "ajining diri ono ing lathi", "ajining diri ono ing cuitan". *abah

5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari JARKONI, "biso ngajar ora biso nglakoni". *aba

6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur "ojo metani alaning liyan". *abah

7. Ya Allah, jangan ubah "lengser keprabon madeg pandhito" menjadi "lengser keprabon madeg CAKIL". *abah

*abah : Kode untuk twit yang berasal dari kata-kata Anas Urbaningrum.
#doa : tagar yang dibuat oleh Anas Urbaningrum

Berikut ini arti cuitan Anas Urbaningrum dalam bahasa Indonesia. Cuitan Anas Urbaningrum Yang diartikan adalah tulisan yang berbahas Jawa. Selebihnya dibiarkan karena sudah pasti dimengerti oleh orang Indonesia.

1. Ya Allah, bimbing para pemimpin kami untuk "ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani". *abah
Arti: Di depan (ketika pemimpin) hendaknya memberi contoh yang baik. Di tengah ikut menggerakkan. Di belakang mendukung.

2. Ya Allah, jangan sampai terjadi "mestine dadi tuntunan, malah dadi tontonan". *abah
Arti: Seharusnya menjadi tuntunan atau teladan, justru menjadi tontonan.

3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti "ono ngarep ngewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-ngegoli". *abah
Arti: di depan mengganggu, di belakang membebani.

4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa "ajining diri ono ing lathi", "ajining diri ono ing cuitan". *abah
Arti: Harga diri ada pada ucapan, harga dirii ada pada cuitan.

5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari JARKONI, "biso ngajar ora biso nglakoni". *aba
Arti: Bisa mengajari tetapi tidak bisa melaksanakan

6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur "ojo metani alaning liyan". *abah
Arti: Jangan mengungkap keburukan orang lain.

7. Ya Allah, jangan ubah "lengser keprabon madeg pandhito" menjadi "lengser keprabon madeg CAKIL". *abah
Arti: Setelah selesai masa jabatan jadi orang baik (pandhito), menjadi setelah selesai masa jabatan menjadi Cakil (Cakil lambang keburukan).

Jika dihadapkan dalam konteks cuitan SBY beberap hari sebelumnya, cuitan Anas Urbaningrum ini terasa 'menyerang' SBY. Rasa serangan ada pada setiap cuitannya dari satu hingga tujuh. Pemilihan kultwit yang hanya tujuh bisa dimaknai sebagai tanda. Ingat 7 adalah nomor urut Partai yang diketuai oleh SBY, Partai Demokrat.

Kemudian berikut ini dibahas satu persatu cuitan Anas Urbaningrum dan kaitan kemungkinan 'serangan' terhadap cuitan SBY.

1. Ya Allah, bimbing para pemimpin kami untuk "ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani". *abah
Ini bisa menjadi serangan bagi SBY yang sekarang menmpati posisi 'tut wuri', sebagai rakyat. Harapan Anas Urbaningrum, 'bimbing pemimpin kami untuk' menandakan bahwa SBY dianggap kurang bisa menempatkan diri untuk membantu pemimpin.

2. Ya Allah, jangan sampai terjadi "mestine dadi tuntunan, malah dadi tontonan". *abah
Bagaimanapun juga, SBY adalah tokoh yang seharusnya dianut oleh banyak orang. Terutama kader-kader partai Demokrat. Melalui cuitannya, SBY sudah menjadi tontonan, padahal seharusnya menjadi tuntunan.

3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti "ono ngarep ngewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-ngegoli". *abah
Jika benar ini adalah sindiran untuk SBY, twit ini yang sangat kasar. Di depan, saat jadi pemimpin mengganggu. Sementara sekarang di belakang sebagai rakyat justru menjadi beban pemerintah.


4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa "ajining diri ono ing lathi", "ajining diri ono ing cuitan". *abah
Sebenarnya ini adalah kata mutiara jawa yang sudah klasik. Tetapi menjadi relevan dengan SBY yang dikritik karena cuitannya. Karena ada kata 'cuitan'.

5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari JARKONI, "biso ngajar ora biso nglakoni". *aba
Ini juga merupakan serangan terhadap SBY. Secara kasarnya bisa dianggap omdo. Saat SBY berkuasa juga dianggap tidak bisa melakukan apa yang diucapkan sekarang.

6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur "ojo metani alaning liyan". *abah
Melalui doanya, seakan-akan Anas Urbaningrum mengingatkan bahwa leluhur punya ajaran untuk tidak mengungkit-ungkit keburukan orang lain. Sementara melalui cuitannya, SBY mengeluhkan adanya juru fitnah.

7. Ya Allah, jangan ubah "lengser keprabon madeg pandhito" menjadi "lengser keprabon madeg CAKIL". *abah
Posisi SBY sudah tidak lagi menjadi Presiden, alias lengser keprabon, artinya sudah tidak berkuasa. Diharapkan SBY bisa menjadi pandhito, orang yang berwibawa. Tetapi melalui doanya Anas Urbaningrum menyindir SBY, dan berharap tidak menjadi Cakil.


Penggunaan bahasa Jawa dalam cuitannya menandakan bahwa Anas Urbaningrum sedang ingin ngomong kepada orang yang sama-sama dari Jawa. Ingat, SBY adalah orang Jawa yang berasal dari Pacitan.

Entahlah, orang besar kalau sedang bertengkar memang suka gitu.

Semoga para pemimpin diberi kekuatan dan ketulusan dalam menjaga negeri ini.

Di twitter saya juga membaca cuitan dari Cak Rat: "Ayo Kerjo, Ben diewangi karo pengeran. Nek kowe dewe turu tok. Malaekat ae wegah ate ngewangi!"