Jumat, 01 November 2019

Menemukan Makna yang Terkandung Dalam Pantun

Wawan Setiawan Tirta
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu). Tiap bait biasanya terdiri atas empat baris dan bersajak (a-b-a-b). Dalam setiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata. Baris pertama dan baris kedua disebut sampiran. Sampiran untuk mengantarkan rima. Baris ketiga dan keempat disebut isi. Isi merupakan tujuan atau maksud dari pantun.

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi pantun jenaka, nasihat, teka teki, dan kiasan.  Pantun jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik. Pantun nasihat adalah pantun yang berisi nasihat dengan tujuan mendidik dan memberikan nasihat moral, budi perkerti, dan lainnya.

Sedangkan pantun teka-teki adalah pantun yang berisikan teka teki dan pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk menjawab atau membalas teka-teki pantun tersebut. Pantun kiasan adalah pantun yang berisi perumpamaan atau ibarat, biasa digunakan untuk menyampaikan suatu hal secara tersirat.

Berikut ini beberapa contoh pantun jenaka, pantun nasehat, pantun teka-teki, dan pantun kiasan beserta makna yang terkandung didalamnya.
 Tiap bait biasanya terdiri atas empat baris dan bersajak  Menemukan Makna yang Terkandung Dalam Pantun
A. Pantun Jenaka dan Maknanya
Pantun Jenaka
PantunMakna
Kapal berlayar di laut jawa
Nakhoda mengacungkan jempol
Adik menangis lalu tertawa
Melihat kakak masih mengompol
Anak kecil yang tadinya menangis menjadi tertawa karena melihat kakaknya mengompol
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan belut nyangkut di jaring
Perutku sakit menahan tawa
Gigi palsu meloncat ke piring
Perut menjadi sakit menahan tawa ketika melihat gigi palsu yang lepas dan jatuh di atas piring.
Hari Minggu sudah siang
Setelah siang menuju petang
Ditunggu-tunggu tidak datang
Sekali datang nagih utang
Lama menunggu seseorang, ternyata yang datang malah orang yang akan menagih hutang. 
Burung pipit burung kenari
Terbang melayang pulang kembali
Wahai kawan lihatlah kemari
Ada nenek main lompat tali
Kejadian lucu ketika melihat seorang nenek yang sedang bermain tali.
Bu Komang memakai batik
Beli rokok di Kota Riau
Kamu memang sangat cantik
Tapi kok badannya bau
Ada seorang wanita yang sangat cantik namun sayangnya bau badannya tidak enak.

B. Pantun Nasihat dan Maknanya
Pantun Nasihat
PantunMakna
Merah muda baju si bibi
Di tangan ada bayam seikat
Masalah warga datang bertubi
Berkumpulah untuk mufakat
Setiap manusia hendaknya menyisakan waktunya berkumpul bersama membicarakan masalah
bersama sehingga mencapai mufakat
Hati-hati saat menyeberang
Jangan sampai orang marah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
Sebaiknya kita berhati-hati saat berada di daerah lain dan jangan berbuat kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri.
Anak ayam turun lima
Mati satu tinggal empat
Kita hidup harus punya agama
supaya kita tidaklah sesat
Sebaiknya semua ajaran agama dilaksanakan dengan baik sehingga kita dapat selamat dunia dan akhirat.
Tinggi galah berjengkal-jengkal,
Bayang dijinjing karena ringan.
Kepada Allah bertawakal,
Tempat diri mohon pertolongan.
Seharusnya sebagai umat muslim selalu bertawakal dan memohon pertolongan kepada Allah.
Pohon tinggi jatuh membayang,
Jalan setapak dari Ketapang.
Siapa yang rajin sembahyang,
Sejuk di hati dadapun lapang.
Jika kita rajin melaksanakan shallat tentu akan memiliki hati yang sejuk dan pikiran yang terbuka

C. Pantun Teka-teki dan Maknanya
Pantun Teka-teki
PantunMakna
Ari menari sampur melebar.
Tersenyum ceria semua terhibur.
Berbadan besar telingannya lebar.
Hidungnya panjang suka menyembur?
Binatang berbadan besar, telinga lebar, hidung panjang, suka menyembur adalah gajah.
Mulut manis hati nak baik
Itulah amalan turun temurun
Benda apa yang akan naik
Apabila saja hujan turun
Benda yang sering dinaikan saat hujan turun adalah payung. Payung dibuka atau dinaikan agar tidak kehujanan.
Cik Limah bersama anak lelaki
Duduk makan keropok lekor
Yang mengejar tidak berkaki,
Yang dikejar tiada berekor?
Hewan yang tidak memiliki kaki adalah ular, sedangkan hewan yang tidak memiliki ekor adalah katak
Pergi ke muara menaiki rakit
Bawa balik bunga yang mekar
Buah ini rasanya pelik sedikit
Biji buahnya ada di luar
Buah yang rasanya sepat dan bijinya berada di  luar buah yaitu buah jambu monyet atau jambu mete.
Pagi-pagi pergi ke kebun
Menebas rumput pakai parang
Waktu siang matanya rabun
Waktu malam matanya terang
Hewan yang pada siang hari penglihatanya kurang jelas, namun saat malam dapat melihat dengan baik adalah burung hantu.

D. Pantun Kiasan dan Maknanya
Pantun Kiasan
PantunMakna
Diam lisan banyak merenung.
Lompat tinggi anak tupai.
Hendak hati memeluk gunung.
Apa daya tangan tak sampai.
Seseorang yang memiliki keinginan yang sangat besar namun sangat mustahil tercapai.
Naik perahu dekat kemudi,
betapa harum bunga selasih.
Elok nian resminya padi,
makin tunduk jika berisi.
Ambilah pelajaran dari padi. Yakni semakin kaya, semakin pandai, semakin hebat, maka ia akan semakin rendah hati di hadapan manusia lainnya. 
Tanam ubi tanam kentang,
Petik jagung tiada tersisa.
Petang kini telah datang,
Tinggi pula batang usia.
Pantun kiasan di atas menjelaskan tentang waktu tua. Yaitu tentang habisnya masa remaja sekaligus datangnya waktu tua. 
Pohon tua disebut buhun,
Banyak dahannya yang berduri.
Kering dijemur dalam setahun,
Basah oleh hujan sehari.
Pentun ini menjelaskan tentang  sebuah usaha yang dilakukan sangat lama dan ternyata sia-sia oleh kesalahan kecil.
Berburu ke padang datar,
mendapat rusa belang di kaki.
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi.
Pantun ini menjelaskan kepada kita bahwa jika melakukan sesuatu tidak boleh tanggung-tanggung/setengah-setengah