Selamat datang di Blog yang selalu berusaha, serta berupaya menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat. Pada kesempatan ini akan mengulas tentang "Pendidikan Di Indonesia Pada Zaman Prasejarah", tetapi juga sedikit menambahkan ulasan lainnya sebagai pelengkapnya. Untuk penjelasannya maka simaklah ulasan dibawah ini!
Pendidikan Di Indonesia Pada Zaman Prasejarah-Masyarakat Prasejarah
Bentuk pendidikan di Indonesia pada zaman prasejarah masihlah sangat sederhana dan pendidikan pada zaman prasejarah hanya dilakukan melalui keluarga. Orang tua pada zaman prasejarah memberikan materi pendidikan kepada anak. Sesuai dengan karakteristik masyarakat pada zaman prasejarah masih sangat tergantung pada alam dan lingkungan, materi pendidikan diarahkan pada keterampilan untuk meramu, berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, serta mencetak benda. Model pendidikan masih berbentuk aplikatif, langsung ke lapangan (alam terbuka) dan pendidikan tersebut diturunkan secara turun-temurun. Hal itu dapat dilihat dari kebudayaan yang telah dihasilkan masyarakat prasejarah, mulai dari zaman paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, megalithikum, dan perundagian. Pada masa perundagian, pendidikan mengalami perkembangan yakni sudah diarahkan untuk menguasai keterampilan dalam pembuatan beberapa benda logam, misalnya seperti gerabah perunggu, kapak perunggu, bejana, nekara, moko, dan lain sebagainya. Pengajaran pada zaman ini sudah dilakukan pada tingkat sosial tertentu. Manusia dicita-citakan sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakatnya saat itu, yakni masyarakatnya memiliki semangat gotong royong, menghormati para tetua, dan taat kepada adat.
Sifat maupun ciri-ciri sosial, budaya, dan ekonomi prasejarah
1. Masa mengumpulkan makanan
Dalam kehidupan Sosial Ekonomi masyarakatnya sangat bergantung dengan alam tempat tinggal mereka. Manusia purba mengumpulkan makanan berupa tumbuh-tumbuhan. Cara hidup masyarakat nomaden dan berkelompok.
Kehidupan Budaya, pada saat mengumpulkan makanan masih menggunakan alat dari kayu, batu, dan tulang bentuknyapun masih sederhana. Masyarakat saat itu semi menetap di tepi pantai dan goa memiliki peninggalan kjokkenmodinger dan abris sous roche. Pada zaman mesolitikum masyarakat mulai mengenal lukisan, pembuatan warna yang masih sederhana, dan bangunan bukit kerang.
Kepercayaan pada zaman ini manusia percaya akan adanya kehidupan setelah kematian dan kekuatan di luar kekuatan manusia. Untuk bukti adanya kepercayaan ini adalah adanya penguburan manusia yang telah meninggal.
Teknologi yang digunakan pada zaman ini berupa alat-alat yang berkembang pesat seiring datangnya pendatang dari indo cina. Kedatangan kelompok baru tersebut mengenalkan teknologi asahan sehingga alat-alat sudah mulai diperhalus dan tajam.
2. Masa Bercocok Tanam
Kehidupan Sosial Ekonomi, masyarakat mulai menetap dan menghasilkan makanan. Produksi makanan mereka pada awalnya adalah keladi baru dan setelah adalah padi. Bercocok tanam dengan cara berhuma. Masyarakat pada zaman ini sudah mampu mengembangkan hewan ternak.
Kehidupan Budaya pada zaman ini mulai mengenal benda-benda pertuasan dan mengenal perlengkapan dari tumbikar. Kadang benda perkakas dibuat sedemikian indah, karena berfungsi juga sebagai ajimat. Batu-batu yang indah tersebut disimpan untuk dijadikan alat tukar. Pada zaman ini juga mulai muncul berbagai perhiasan dan pakaian.
Kepercayaan yang berkembang yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme serta adanya ritual-ritual yang berkaitan dengan kepercayaan meliputi kehidupan saat itu. Ritual tersebut dipimpin oleh seorang dukun atau shaman. Buktinya dengan adanya ciri khas nyata pada ada banyaknya peninggalan batu besar yang dikaitkan dengan kepercayaan pada saat itu.
Teknologi yang berkembang dalam masyarakat saat itu, yaitu mereka mengenal alat kehidupan yang penuh dengan ukiran dan diperhalus. Masyarakat mengenal teknologi bifacial (asah dua muka). Beberapa dari mereka pandai dalam membuat perhiasan. Alat kehidupan mendukung sistem kepercayaan dengan bukti, mereka dapat membuat menhir, waruga, batu kubur dan punden berundak.
3. Masa perundagian
Kehidupan sosial ekonomi saat itu dipengaruhi dengan kedatangan bangsa detro melayu. Kemudian mengenal perdagangan, mulai mengenal logam dan tidak sembarang orang dapat mengolah dan memilikinya. Selain itu juga sudah mengenal aturan-aturan (norma-norma) serta dapat mengolah tanah.
Komunikasi, pada awalnya menggunakan bahasa isyarat tubuh. Kedatangan bangsa luar adalah awal bangsa Indonesia mengenal bahasa bangsa melayu adalah cikal bakal bahasa Indonesia yang diperkenalkan oleh para pedagang yang singgah saat itu.
Kehidupan budaya, mengenal perlengkapan dari logam, mengenal pembuatan kaca/manik-manik untuk perhiasan, berkembang juga seni lukis dan ukiran serta mengenal teknik pencetakan logam.
Pelayaran, perahu diperkenalkan pada saat kedatangan oran indo cina, afrika dan daerah asia lainnya. Astronomi dipergunakan untuk menentukan arah dalam pelayaran.
Pekerjaan, pekerjaan awal masyarakat Indonesia adalah berburu, meramu makanan, dan mengolahnya. Pekerjaan berikutnya adalah bercocok tanam, pada saat mulai megenal logam pekerjaannya pun berubah menjadi tukang logam. Pekerjaan selanjutnya adalah berdagang.
Demikianlah ulasan tentang “Pendidikan di Indonesia Pada Zaman Prasejarah” yang pada kesempatan ini, dapat sampaikan. Semoga bermanfaat dan untuk kurang/lebihnya mohon maaf, serta terima kasih telah menyempatkan diri untuk membaca ataupun berkunjung. Semoga anda sukses!