Rabu, 08 April 2020

Praaksara Lebih Tepat Dibandingkan Prasejarah

Wawan Setiawan Tirta
Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaannya. Periode kehidupan ini dikenal dengan zaman pra-aksara. Masa praaksara berlangsung sangat lama jauh melebihi periode kehidupan manusia yang sudah mengenal tulisan. Pada zaman praaksara manusia belum meninggalkan bukti-bukti tertulis. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat pada masa praaksara, kita dapat melakukan penelitian terhadap benda-benda purbakala yang ditemukan, misalnya fosil dan artefak.

Manusia awal Indonesia hidup secara bertahap. kehidupan manusia awal Indonesia terbagi ke dalam empat tahapan, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjutan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

Pra-aksara dan Pra-sejarah
Pra-aksara adalah istilah baru untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah.
 Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaannya Praaksara Lebih Tepat Dibandingkan Prasejarah
Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara untuk menggantikan istilah prasejarah.

Untuk mengetahui mana yang lebih tepat istilah praaksara atau prasejarah, sesuai bidang kajian, bila mengenai penggambaran kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan berarti istilah pra-aksara lebih tepat, sedangkan bila mengkaji tentang geografik bumi sebelum adanya kehidupan manusia lebih tepatnya menggunakan istilah prasejarah.

Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat ditemukan.

Zaman pra-aksara dimulai sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa praaksara. Sampai sekarang para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Untuk menyelidiki zaman praaksara, para sejarawan harus menggunakan metode penelitian ilmu arkeologi dan juga ilmu alam seperti geologi dan biologi.
  1. Ilmu arkeologi adalah bidang ilmu yang mengkaji bukti-bukti atau jejak tinggalan fisik, seperti lempeng artefak, monumen, candi dan sebagainya. 
  2. Ilmu geologi dan percabangannya, terutama yang berkenaan dengan pengkajian usia lapisan bumi.
  3. Biologi berkenaan dengan kajian tentang ragam hayati (biodiversitas) makhluk hidup.

Kehidupan masyarakat pra-aksara ternyata masih berlangsung sampai sekarang. Entah itu pola hunian, pola pertanian subsistensi, teknologi tradisional dan konsepsi kepercayaan tentang hubungan harmoni antara manusia dan alam. 

Misalnya saja kebiasaan bertani merambah hutan dengan metode ‘tebang lalu bakar’ (slash and burn) untuk memenuhi kebutuhan secukupnya masih ada hingga kini. Namun, kebiasaan merambah hutan dan hidup berpindah-pindah pada masa lampau tidak menimbulkan malapetaka asap yang mengganggu penerbangan domestik.

Teknologi manusia modernlah yang mampu melakukan perambahan hutan secara besar-besaran, entah itu untuk perkebunan atau pertambangan, dan permukiman real estate sehingga menimbulkan malapetaka kabut asap dan kerusakan lingkungan.

Arti Penting Pembelajaran Sejarah
Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman pra-aksara antara lain sebagai berikut.
  1. Kesadaran akan asal usul manusia. Semakin berbudaya seseorang atau kelompok masyarakat, semakin dalam pula kesadaran kolektifnya tentang asal usul dan penghargaan terhadap tradisi. Bangsa yang gampang meninggalkan tradisi nenek moyangnya akan mudah didikte oleh budaya dominan dari luar yang bukan miliknya.
  2. Kita bisa belajar banyak dari keberhasilan dan capaian prestasi terbaik dari pendahulu kita. Sebaliknya kita juga belajar dari kegagalan mereka yang telah menimbulkan malapetaka bagi dirinya atau bagi banyak orang.
  3. Sebagai inspirasi untuk pengembangan nalar kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan pikiran-pikiran kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan masa depan.

Berakhirnya Masa Pra-aksara
Zaman pra-aksara berakhir setelah kehidupan manusia mulai mengenal tulisan. Berakhirnya zaman pra-aksara masing-masing tempat akan berbeda sebagai contoh penduduk di Kepulauan Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar abad ke-5 M.

Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal tulisan sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur .