Komunikasi Analog
Teknik komunikasi pada awalnya dikembangkan menggunakan teknik pemancaran sinyal analog. Dalam pemancaran masing-masing jenis informasi digunakan teknologi dan cara-cara yang berbeda. Contohnya adalah pemancaran atau transmisi suara berbeda saluran dengan pemancaran data atau gambar. Perhatikan gambar 3.10 yang menunjukkan perbedaan masing-masing jalur untuk pemancaran.
Penyaluran suara melalui jaringan telepon atau dalam bahasa Inggrisnya disebut PSTN (Public Service Telephone Network) khusus hanya diperuntukkan bagi suara itu sendiri. Demikian juga untuk menyalurkan data, hanya dapat dilewatkan pada jaringan yang sudah tersedia. Sinyal-sinyal televisi pun harus dipancarkan sesuai dengan jalur frekuensi yang digunakan untuk suatu jenis frekuensi.
Kebanyakan transimisi sinyal pada awal pengembangan dikenal sebagai transmisi analog. Untuk menggambarkan keadaan ini dapat diambil contoh dalam memahaminya yaitu adanya jaringan telepon yang hanya dapat digunakan untuk menyalurkan layanan suara. Hal ini berarti bahwa jaringan yang dibangun tersebut digunakan untuk menyambungkan pembicaraan telepon antara dua titik dari satu tempat ke tempat yang lain.
Sekalipun arsitektur jaringan dibuat sangat bagus untuk tranmisi suara, itupun tidak akan pernah dapat digunakan untuk transmisi layanan data atau faksimil bahkan video. Banyak hambatan yang akan ditemukan berkaitan dengan jaringan analog.
Pada intinya saluran untuk sambungan telepon dan komunikasi data mempersyaratkan perbedaan jalur atau rangkaian. Sistem telepon mempunyai saluran yang saling terikat pada sentral telepon, lebih-lebih bila untuk hubungan ke luar. Pada komunikasi data yang menggunakan komputer diperlukan sistem perangkat analog kecepatan tinggi atau rangkaian digital, sedangkan sistem sambungan video selalu digunakan rangkaian broadband atau sistem dengan kecepatan tinggi.
Masing-masing sistem tersebut juga menghadapi masalah yang berbeda, yakni terkait dengan instalasi, daya dukung dan pemeliharaannya. Dalam banyak hal pengelola sambungan telepon menghadapi masalah kualitas suara, lebih-lebih bila jarak sambungan terlampau jauh.
Pemancaran sinyal analog dan penguatannya mempunyai keterbatasan karena derau (noise) biasanya ikut dikuatkan bersamasama dengan penguatan sinyal itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa betapa banyaknya penguat yang dibutuhkan dan cara-cara mendapatkan sinyal yang terbebas dari derau, juga kendala terhadap kesulitan dalam pengujian sinyal dan pelayanannya.
Sinyal analog dipancarkan atau diterima kembali menjadi bentuk semula selalu menggunakan perangkat analog. Sinyal analog adalah suatu sinyal yang berubah-ubah secara kon-tinyu atau terus menerus terhadap waktu. Dengan demikian pada komunikasi analog mempunyai input gelombang analog. Selanjutnya input tersebut diubah dengan cara ditumpangkan dan dibawa oleh sinyal lain yang disebut sinyal pembawa, frekuensinya disebut frekuensi pembawa (carrier).
Modulasi amplitudo (AM) menyebabkan perubahan amplitudo frekuensi pembawa oleh amplitudo sinyal analog. Modulasi frekuensi (FM) adalah terjadinya perubahan frekuensi pembawa oleh karena perubahan amplitudo sinyal analog
Komunikasi Digital
Komunikasi yang berkembang sekarang ini dicirikan dengan adanya penggabungan beberapa fungsi secara bersama-sama. Bentuk baru pemancaran sinyal adalah menggunakan sistem digital. Dengan sistem semacam ini sangat dimungkinkan sinyal analog standar dapat diproses dan diubah ke dalam bentuk digital yang selanjutnya dipancarkan sekalipun dalam jarak yang cukup jauh dan jaringan luas. Secara umum pemancaran yang telah mengalami proses perubahan ini disebut sistem transmisi digital.
Keuntungan yang diperoleh dapat dirasakan pada penggunaan telepon sebab sistem digital akan mengurangi transmisi dan murahnya biaya pemeliharaan. Suatu kenyataan yang dihadapi dengan penggunaan sinyal analog untuk pemancaran digital yakni diperlukannya peralatan tambahan. Peralatan ini dikenal dengan modem, singkatan dari modulator-demodulator.
Dengan peralatan ini pemancan sinyal analog diubah ke dalam bentuk pemancaran digital. Dalam pandangan penyelenggara telekomunikasi dan pelanggan, adanya pengubahan sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya dari digital ke analog menjadi sangat tidak efisien untuk pemancaran informasi. Hal ini dapat dilihat bahwa modem mempunyai kecepatan tertinggi dibatasi pada 19,2 kilobit per detik, sementara sinyal kenyataannya dapat dibawa dengan kecepatan 64 kilobit per detik.
Pada tahun 1980-an, perusahaan telekomunikasi telepon memulai memperluas pelayanan digital terhadap pelanggan dengan pengubahan pada sistem analog menjadi digital pada pelanggan. Dengan pengubahan ini, maka perusahaan telekomunikasi tersebut dapat menyediakan hanya satu jenis sambungan (link) dan pelanggan dapat memanfaatkannya untuk berbagai jenis layanan. Ini berarti pelanggan hanya mempunyai satu sambungan dan perusahaan hanya melakukan satu jenis pemeliharaan.
Perhatikan gambar 3.16. penggunaan layanan digital memungkinkan satu sambungan dapat dipakai baik untuk layanan suara maupun data. Ini berbeda dengan pemancaran sistem analog yang telah dibicarakan sebelumnya. Pada sisi pelanggan, sinyal itu berasal dari data komputer atau suara dari telepon dapat diteruskan pada jaringan melalui pengendali atau disebut PBX (Private Branch Exchange) atau semacam pengendali komunikasi digital.
Keluaran dari pengendali dihubungkan ke salah satu atau lebih rangkaian digital kecepatan tinggi menuju peyelenggara layanan. Model sinyal masukan ini yang berbentuk suara, data, vidoe atau yang selanjutnya diteruskan pada gambar akan diterjemahkan ke jaringan digital secara luas. dalam format digital secara umum