Di Kadipaten Sukadana Adipati Hadi Silah Krama, Patih Sidapeksa dan Tumenggung Gunasanta sedang dalam persidangan untuk mencarikan obat bagi penyakit Sang Hadipati. Untuk itu Patih Sidapeksa mendapat tugas mencarikan obat tersebut, sebelum berangkat Patih Sidapeksa berpamitan dengan istrinya Sri Tanjung dan Temenggung Gunasanta mengatur siasat dengan menyuruh orang-orang kepercayaannya agar mencari pembunuh bayaran untuk membayangi perjalanan Patih Sidapeksa dan membunuhnya, disisi lain Tumenggung Gunasanta membujuk Adipati Hadi Silah krama agar datang ke Taman Kepatihan untuk menemui Sri Tanjung memberitahukan bahwa suaminya Sidapeksa telah meninggal di perjalanan juga Adipati Hadi Silah Krama merayu Sri Tanjung agar mau diperistri. Sri Tanjung dengan tegas menolak keinginan Sang Hadipati dan tetap menunggu kembalinya suaminya Patih Sidapeksa. Dengan gegalannya itu Sang Hadipati lalu menugaskan Tumenggung agar Patih Sidapeksa dicari dan diberitahu bahwa istrinya telah diperistri Sang Hadipati.
Dipertapaan Perang Mas, Begawan Tamba Petra dikunjungi Patih Sidapeksa yang ingin mencari obat untuk junjungannya, namun hal ini dijelaskan oleh Sang Begawan bahwa apa selama ini terjadi dan diperbuat oleh Patih Sidapeksa hanyalah siasat Tumenggung Gunasanta yang ingin menggeser kedudukannya sebagai Patih di Kadipaten Sukadana. Patih Sidapeksa segera memohon pamit kembali pulang ke Kadipaten Sukadana, namun diperjalanan dihadang oleh sekelompok orang bertopeng yang menginginkan nyawanya, namun semua orang yang menghadang dan ingin membunuhnya dapat dikalahkan oleh Patih Sidapeksa.
Sesampainya di Kadipaten Sukadoana, Patih Sidapeksa mendapat berita keadaan istrinya dari Tumenggung Gunasanta namun tidak percaya, akhirnya ia menghadap Sang Hadipati dan menunjukkan kekeliruan perilaku Sang Hadipati dan Tumenggung Gunoasanta.
Akhirnya Hadipati Hadi Silah Krama mengakui kekeliruannya begitu juga Tumenggung Gunasanta. Dengan demikian Sri Tanjung tetap menjadi istri Patih Sidapeksa, yang sebelumnya sempat mati dibunuh oleh suaminya dan dihidupkan kembali oleh ayahandanya Begawan Tamba Petra dengan air Suci Tirta Kamandanu.
Dipertapaan Perang Mas, Begawan Tamba Petra dikunjungi Patih Sidapeksa yang ingin mencari obat untuk junjungannya, namun hal ini dijelaskan oleh Sang Begawan bahwa apa selama ini terjadi dan diperbuat oleh Patih Sidapeksa hanyalah siasat Tumenggung Gunasanta yang ingin menggeser kedudukannya sebagai Patih di Kadipaten Sukadana. Patih Sidapeksa segera memohon pamit kembali pulang ke Kadipaten Sukadana, namun diperjalanan dihadang oleh sekelompok orang bertopeng yang menginginkan nyawanya, namun semua orang yang menghadang dan ingin membunuhnya dapat dikalahkan oleh Patih Sidapeksa.
Sesampainya di Kadipaten Sukadoana, Patih Sidapeksa mendapat berita keadaan istrinya dari Tumenggung Gunasanta namun tidak percaya, akhirnya ia menghadap Sang Hadipati dan menunjukkan kekeliruan perilaku Sang Hadipati dan Tumenggung Gunoasanta.
Akhirnya Hadipati Hadi Silah Krama mengakui kekeliruannya begitu juga Tumenggung Gunasanta. Dengan demikian Sri Tanjung tetap menjadi istri Patih Sidapeksa, yang sebelumnya sempat mati dibunuh oleh suaminya dan dihidupkan kembali oleh ayahandanya Begawan Tamba Petra dengan air Suci Tirta Kamandanu.